Translate this blog

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Wednesday, 24 October 2012

Revitalisasi dan Tonifikasi

Revitalisasi dan Tonifikasi

Dalam edisi yang lalu, kita telah membahas tahapan detoksifikasi, yaitu usaha untuk menyelamatkan imunitas tubuh dari toksin-toksin yang meracuni tubuh (toksemia). Tahap berikutnya adalah tahap revitalisasi (peremajaan) dan tonifikasi (penguatan).
Secara istilah, revitalisasi adalah usaha untuk meremajakan kembali sel-sel organ tubuh dalam proses metabolisme pasca detoks. Pada tahapan ini, sel-sel yang baru akan melakukan rehabilitasi secara alami dan diharapkan membentuk  imunitas/kekebalan tubuh yang prima. Sedangkan tonifikasi adalah usaha untuk menguatkan fungsi-fungsi organ tubuh agar metabolisme menjadi lebih lancar dan imunitas tubuh menjadi prima.
Menurut pengobatan  konvensional (baca: kedokteran barat), tubuh dipandang sebagai materi dan struktur yang terdiri dari berbagai sistem misalnya: organ liver, kardiovaskuler (jantung-pembuluh darah), respiratory (paru), sistem urinaria–sekresi ginjal kemih, sistem jaringan kulit-rambut- kuku, tulang, sistem endokrin dan imunitas, neurologi syaraf–otak, pencernaan, sistem hormonal dll. Sementara itu, menurut pengobatan timur (Traditional Chinese Medicine –TCM), tubuh dipandang sebagai satu kesatuan yang  terdiri dari materi dan energi, dan pemahamannya berorientasi kepada fenomena, fungsi, dan korelasinya. Konsekuensinya, terapi dilakukan sealami mungkin dengan mengharmonikan tubuh agar memenuhi materi dasar seperti jing (saripati- esensi vital), chi (bioenergy), shen (spirit), xue (unsur darah), dan jin ye (unsur cairan).
TCM juga mensyaratkan bahwa kesatuan materi dasar ini harus seimbang dan saling mendukung. Contoh keseimbangan adalah asupan makanan dan minuman yang bernutrisi alami, cairan yang bagus, serta ramuan herbal alami. Standar pemberian herbal yang alami adalah yang sesuai dengan sindrom (tanda-tanda yang muncul serentak dan menandai ketidaknormalan tertentu) yang ada pada tubuh, agar mampu menyumbangkan saripati/jing, unsur darah/xue, dan cairan/jin ye. Selain itu, udara segar dan gerak/aktivitas lahir batin akan menyumbang bioenergy/chi. Kemapanan jiwa yang aman dan nyaman tanpa stress akan menyumbangkan spirit/shen.
Contoh yang lain adalah orang yang bekerja sangat keras tanpa melakukan istirahat, ia akan mengalami penyusutan materi darah (hipotensi) dan berkurangnya cairan tubuh (dehidrasi). Kondisi ini berpotensi menguras saripati/jing, sehingga menyebabkan simpanan tubuh menjadi lemah dan mengalami penuaan dini.
Selanjutnya, untuk mengembalikan atau mencegah faktor kelebihan (ekses) dan penyusutan (defisiensi), unsur materi perlu asupan nutrisi organik, seperti obat herbal alami pendukung, diet, udara murni serta keamanan dan ketenangan yang terpadu. Semua ini untuk merevitalisasi sel-sel tubuh dan menguatkan fungsi organ. Pada contoh ini dapat dicirikan bahwa siklus metabolisme tubuh yang tidak seimbang akan menyebabkan fenomena berbagai sindrom pada tubuh. Di sisi lain, tubuh juga mempunyai sindrom asal atau bawaan seperti sifat panas, dingin, kering, atau lembab, dan kadang-kadang campuran antar keempatnya.

Kelebihan unsur materi dasar (sindrom ekses/She), disebut juga Yang- sindrom panas

Menurut TCM, gejala sindrom panas ini mempunyai ciri-ciri antara lain: muka merah, pupil membesar, suhu tubuh panas, kaki dan tangan terasa panas, bila tidur posisi dominan terlentang, napas memburu, suka/banyak bicara, suka bergerak, gelisah, haus, menyukai dingin, nyeri di perut, bagian yang sakit nyeri bila ditekan, berkeringat, feses(tinja) keras/konstipasi, BAK sedikit dan warnanya tampak merah terkadang kuning keruh, serta lidah merah, kering, pecah-pecah, dan mengembang.

Kekurangan unsur materi dasar (sindrom defisiensi/Xi) disebut juga Yin- Sindrom Dingin

Gejala Yin-Sindrom Dingin menurut TCM mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: wajah pucat lesu, pupil mengecil, suhu tubuh relatif rendah, kaki dan tangan dingin, posisi tidur cenderung meringkuk, napas pendek, malas berbicara (lebih suka diam), haus, suka yang hangat, nyeri perut, bagian yang sakit terasa enak jika ditekan , tidak berkeringat, BAB lembek/ diare, BAK jernih dan banyak, serta lidah terlihat pucat dan gemuk.
Pada kondisi-kondisi tersebut, tonifikasi dan revitalisasi terhadap fungsi-fungsi organ bisa dilaksanakan secara bersamaan dan berkesinambungan, karena keduanya bertujuan mencapai keadaan yang terbaik untuk tubuh. Tahapannya berupa:
  • Tingkatan pertama adalah revitalisasi fungsi pencernaan (digestion). Hasil terapi yang baik akan tampak pada bagusnya fungsi kerja organ limpa, lambung, usus besar (colon), dan pembuangan (rectum);
  • Tahap selanjutnya, revitalisasi atau perbaikan fungsi organ liver, ginjal, kulit, dan uterus;
  • Terakhir, revitalisasi fungsi kerja pembuluh darah, sistem kelenjar getah bening, dan endokrin.
Dengan melalui tahapan-tahapan tersebut, akan didapatkan tubuh yang sehat, insya Allah.

Revitalisasi dan tonifikasi dengan cara holistik meliputi aspek-aspek berikut:
1. Menggunakan makanan alami/organik, karena makanan jenis ini mampu meregenerasi sel tubuh tanpa bahaya toksin. Juga dengan minum air alami yang tidak tercemar kimia logam berat, udara yang bebas dari polusi, diikuti dengan senam dan olah pernapasan di pegunungan;
2. Memilih ramuan herbal sesuai dengan sindrom yang ada pada tubuh, sehingga selaras dengan afinitas meridian/kanal akupuntur. Akhirnya, hal ini tanpa efek samping akan memenuhi kebutuhan jing, chi, shen ,xue, dan jin ye tubuh;
    • Apabila tubuh mengalami atau bercirikan sindrom panas, gunakanlah resep herbal yang bersifat dingin. Contohnya adalah sambiloto, pegagan, daun dewa, umbi dewa, sambung nyawa, kunyit, VCO, air kelapa, atau buah bertipe dingin seperti bengkuang, mentimun, pir, dll.
    • Apabila tubuh memiliki ciri-ciri sindrom dingin, gunakan resep herbal bersifat panas. Contohnya adalah merica, laos, jahe, habbatus-sauda (jinten hitam), atau buah bertipe panas seperti kurma, tiin, mangga, durian, dll.
    • Bila terdapat sifat kering atau kurang cairan, bisa ditambah dengan bangle, opiphogon (kikio), huangjing, roucung rung, atau air beras/tajin.
    • Bila ada sifat kelembaban–kurang energi panas kering, bisa ditambahkan cabe jawa, merica hitam, kayu manis, man zi (muja-muju, Jawa), atau bunga lawang;
3. Perlu pula untuk memperhatikan sifat dan rasa pada herba. Apabila herba terasa pahit, herba ini cenderung akan mentonik/menguatkan organ jantung; bila manis, akan menguatkan limpa; bila pedas, akan menguatkan paru-paru; bila asin, akan mentonik ginjal; dan bila asam akan menguatkan liver. Rasa hambar (tawar) dan banyak kandungan air akan menawarkan ginjal sebagai pelancar urin/diuretik;
4. Senantiasa mengingat bahwa memberikan tonifikasi/penguatan secara berlebihan justru akan merugikan organ. Organ tubuh akan mengalami ekses/kelebihan. Sementara itu kekurangan tonik akan menyebabkan defisiensi. Dengan demikian, tubuh memerlukan tonifikasi yang seimbang;
5. Memaksimalkan fungsi organ liver dan empedu, yang energinya mampu menguatkan/mentonik energi organ jantung dan usus kecil. Dengan kuatnya organ jantung dan usus kecil, energi organ limpa dan lambung akan menguat. Keadaan ini menguatkan organ paru dan usus besar, kemudian seterusnya energi organ ginjal dan kandung kemih akan membaik, dan pada akhirnya akan menyelaraskan semua organ utama. Tonifikasi yang berhasil akan berpengaruh dan tampak pada seluruh indera tubuh. Penguatan ini juga akan mengontrol metabolisme tubuh untuk selalu memiliki imunitas yang prima, sehingga mampu bertahan dari serangan patogen.

Adapun langkah yang bisa di usahakan,
  1. Melakukan pendataan tubuh/cek pribadi: umur, golongan darah, cek berkala tekanan darah, berat badan, riwayat sakit, dan mencatat aktifitas tubuh.
  2. Sebaiknya mengonsumsi makanan organik,
  3. Mengatur menu diet dan ramuan herbal/alami dengan  benar, beserta tata cara mengonsumsinya,
  4. Olah raga dan olah pernapasan serta melakukan kegiatan yang menyegarkan (refreshing),
  5. Terapi pemijatan dan relaksasi,
  6. Memahami jam organ tubuh agar paham kapan memulai aktifitas alami tubuh seperti menu dengan urutannya dan kapan harus berhenti atau tidak boleh makan.
Bila terjadi keracunan kembali, lakukanlah detoks, yaitu membersihkan tubuh dari seluruh bahaya zat beracun (toksin). Alhamdulillah detoksifikasi telah kami jabarkan pada edisi 3 dan 4.
Contoh kasus : Seorang wanita yang sedang mengalami haid ataupun nifas, usia dewasa, tekanan darah 90/70 mmHg, tampak lelah, susah tidur, pening, suka menarik napas panjang, tidak suka dingin, kesemutan dan batuk malam serta sering BAK.
Pembahasan: haid dan nifas adalah siklus berkala dan tertentu, khusus di alami wanita yang pada kasus ini cenderung bersindrom tubuh dingin. Tekanan darah rendah menunjukkan unsur darah kurang/defisiensi, aktifitas yang berat kurang istirahat, pasien ini perlu refreshing. Pada malam hari keluhan cenderung parah dan suka makanan dan minuman yang hangat dan panas.
Pengenalan rumusan/formula sindromnya; Pasien ini bersindrom dingin dan harus ditangani dengan resep herbal sindrom panas, terapinya berupa penghangatan (seperti moksibasi, sauna, guasa punggung, dan perendaman kaki dan tangan), pemberian asupan nutrisi yang lebih dari biasanya sebagai tonifikasi, dan istirahat yang cukup untuk revitalisasi.
Kasus haid di atas menurut terapi dengan pendekatan holistik memiliki beberapa fase, yaitu:
Fase awal; pada fase ini tubuh mengalami masa awal menstruasi, darah belum banyak keluar, perut terasa sakit, terkadang demam, dan emosi cenderung naik. Pada fase ini konsumsilah makanan dan minuman yang menambah darah dan cairan seperti, susu, telur, madu, jahe, dan kacang hijau. Sedangkan herbal yang disarankan: gula aren dan temulawak, bit, angkak merah dan kurma, serta hindari rasa asam seperti asam jawa, sirih, dan belimbing wuluh, karena akan merangsang emosi (fungsi hati/liver menjadi berlebih). Adapun madu dengan sedikit air jeruk nipis dapat melancarkan darah.
Fase pertengahan; pada fase ini darah mulai keluar lebih banyak dan lancar secara alami, emosi mulai menurun, tubuh terasa lemas dan kurang energi. Salah satu solusinya: makan dan minum yang mampu menambah darah dan cairan seperti fase pertama, namun tambahkan unsur penghangat seperti madu, habbatus-sauda, zaitun, kayu manis, spirulina, sedikit kunyit, kedelai, dan dengan berolah raga ringan.
Fase akhir; fase pembersihan yang ditandai dengan darah yang keluar menjadi sedikit kemudian berhenti. Kondisi tubuh pada saat ini diharapkan sudah pulih dan normal. Gunakan ramuan pembersih berupa: kunyit-asam, sirih, kayu manis, dan habbatus-sauda. Sedikit rasa asam cenderung membantu.
Pada masa nifas, pola penanganannya sama seperti pada fase akhir haid, disamping hal khusus yang membantu fase-fase pemulihan nifas. Diperlukan juga pemberian resep yang mampu mendukung pembentukan ASI. Resepnya: ambil 1 jari kunyit,kacang hijau 3 sdm, daun pepaya 1 lembar, 3 buah temu kunci, 1 jari temulawak, 2 siung bawang putih, adas dan gula aren secukupnya.

Selamat mencoba.

No comments: